Belajar Blog, Ilmu dan Pengalaman

Selasa, 22 Maret 2016

Berpikir Persepektif Psikologi Pendidikan


A. Definisi Berpikir
Definisi yang paling umum dari berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian (Ismienar, 2009).
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan keja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia (Ismienar, 2009).
Berpikir merupakan suatu aktivitas akal dan rohani yang berlaku pada seseorang akibat adanya kecenderungan ingin mengetahui dan mengalami. Akal manusia berfungsi untuk mengingat (Said, 2011).
Akal atau pikiran adalah sumber ilmu intelektual (intelectual knowledge) yang menghasilkan transfer knowledge dan transfer value melalui proses pemikiran melalui akal (Said, 2011).
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Latipah, 2012).
Berdasarkan pengertian tersebut, tampak 3 pandangan dasar tentang berpikir, yaitu:
1. Berpikir adalah proses kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku.
2. Berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif.
3. Berpikir diarahkan pada solusi atau menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah (Latipah, 2012).
B. Macam-Macam Berpikir
Berpikir banyak sekali macamnya. Banyak para ahli yang mengutarakan pendapat mereka. Berikut ini akan dijelaskan macam-macam berpikir, yaitu:
1. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasakan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Misal: penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar jika dikenakan kayu pasti kayu itu akan terbakar.
2. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dabn cermat. Misal: dua hal yang bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang sama dalam satu kesatuan.
3. Berpikir autistik: contoh berpikir autistik antara lain adalah mengkhayal, fantasi atau wishful thinking. Dengan berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
4. Berpikir realistik adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar (reasoning). Floyd L. Ruch (1967) menyebutkan ada tiga macam berpikir realistik, atara lain:
a. Berpikir Deduktif
Deduktif merupakan sifat deduksi. Jadi, berpikir deduktif adalah proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk kesimpulan.
b. Berpikir Induktif
Induktif artinya bersifat induksi. Jadi, berpikir induktif adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan. Berpikir induktif adalah menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai kejadian yang ada di sekitarnya.
c. Berpikir Evaluatif
Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan (Ismienar, 2009).
C. Komponen Berpikir
Ketika berpikir, seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lain untuk memecahkan masalah. Pengertian-pengertian tersebut merupakan bahan atau materi yang digunakan dalam proses berpikir. Pengertian-pengertian tersebut dapat dirangkum sebagai tiga elemen dasar dalam berpikir yaitu:
1. Mental images merupakan representasi dalam pikiran yang menyerupai objek atau peristiwa yang direpresentasikan.
2. Konsep adalah kategorisasi objek, peristiwa, atau orang yang memiliki karakteristik umum.
3. Penalaran adalah proses ketika informasi digunakan untuk menarik kesimpulan dan mengambil keputusan (Latipah, 2012).
D. Proses Berpikir
Proses berpikir itu pada pokoknya ada 4 langkah, yaitu:
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian atau lebih tepatnya disebut pengertian logis dibentuk melalui 3 tingkatan, sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis.
b. Membanding-bandingkan ciri tersebut.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan atau membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan menangkap ciri-ciri yang hakiki.
2. Pembentukan Pendapat, yaitu menggabungkan atau memisah beberapa pengertian menjadi suatu tanda yang khas dari masalah itu. Pendapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Pendapat Afirmatif (positif), yaitu pendapat yang secara tegas menyatakan sesuatu.
b. Pendapat Negatif, yaitu pendapat yang secara tegas menerangkan tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal.
c. Pendapat Modalitas (kebarangkalian), yaitu pendapat yang menerangkan kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada suatu hal.
3. Pembentukan Keputusan, yaitu menggabung-gabungkan pendapat tersebut. Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu:
a. Keputusan dari pengalaman-pengalaman.
b. Keputusan dari tanggapan-tanggapan.
c. Keputusan dari pengertian-pengertian.
4. Pembentukan Kesimpulan, yaitu menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang lain (Ismienar, 2009).
E. Problem Solving
Problem solving atau pemecahan masalah adalah kemampuan berpikir yang utama karena hal itu meliputi cara berpikir yang lainnya: berpikir kreatif dan analitis untuk pembuatan keputusan.
1. Berpikir Kreatif, adalah berpikir yang memberikan perspektif baru atau menangkap peluang baru sehingga memunculkan ide-ide baru yang belum pernah ada. Kreatif tidak hanya demikian tetapi kreatif juga sebuah kombinasi baru yaitu kumpulan gagasan baru hasil dari gagasan-gagasan lama. Menggabungkan beberapa gagasan menjadi sebuah ide baru yang lebih baik.
2. Berpikir Analitis, adalah berpikir yang menggunakan sebuah tahapan atau langkah-langkah logis. Langkah berpikir analitis ialah menguji sebuah pernyataan atau bukti dengan standar objektif, melihat bawah permukaan sampai akar-akar permasalah, menimbang atau memutuskan atas dasar logika (Ismienar, 2009).
Adapun proses pemecahan masalah, yaitu:
1. Penafsiran masalah, disebut juga dengan mendefinisikan masalah dengan cara berpikir kreatif.
2. Strategi pemecahan masalah, yaitu membuat seleksi terhadap strategi pemecahan masalah yang terbaik (Ismienar, 2009).
F. Metode Berpikir Islami
Berpikir adalah suatu aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua orang, baik muslim atau non muslim, yang akan menghasilkan kesimpulan yang beragam, dan tentu diperlukan suatu kerangka yang dapat mengarahkan manusia dalam berpikir untuk mencapai sasarannya (Indrioko, 2012).
Jika mengamati petunjuk-petunjuk Al-Qur’an, hadist Nabi, dan pengalaman sejarah intelektual dalam Islam, maka dapat dikemukakan beberapa metode atau dapat disebut sebagai kaidah berpikir dalam Islam, yang mengantarkan seseorang berpikir secara proporsional dan benar untuk selanjutnya keluar dengan pemikiran yang jernih, lurus, dan relevan dengan kehendak Allah SWT. Metode tersebut adalah:
1. Wahyu adalah satu-satunya sumber Aqidah dan Syari’ah.
2. Hubungan antara wahyu, akal, dan metode interpretasi rasional.
3. Mencari kebenaran dengan sikap jernih.
4. Kebenaran dalam Al-Qur’an senantiasa paralel (Indrioko, 2012).

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Label

Blog Archive