Belajar Blog, Ilmu dan Pengalaman

Jumat, 09 November 2018

TO THE LEXICON AND BEYOND OF SPEECH PERCEPTION VS LEXICAL DEVELOPMENT OF LANGUAGE LEARNING IN INFANCY

1.INTRODUCTION
Psikolinguistik adalah suatu studi mengenai penggunaan bahasa dan pemerolehan bahasa oleh manusia (Levelt, 1975). Menurut levelt ada 3 bidang kajian utama psikolinguistik, yaitu: Psikolinguistik umum merupakan studi tentang bagaimana pengamatan/persepsi orang dewasa terhadap bahasa dan bagaimana ia memproduksi bahasa. Ada dua cara dalam persepsi dan produksi persepsi bahasa ini, yakni: secara auditif dan visual. Persepsi bahasa secara auditif adalah mendengarkan dan persepsi bahasa secara visual adalah membaca.Dalam produksi bahasa kegiatannya adalah berbicara (auditif) dan menulis (visual).
Perkembangan Psikolinguistik adalah studi psikologi mengenai perolehan bahasa pada anak-anak dan orang dewasa, baik perolehan bahasa pertama maupun bahasa kedua. Dalam hal ini dibahas persoalan-persoalan apa yang dialami seorang anak yang harus belajar dua bahasa secara bersamaan atau bagaimana seorang anak memperoleh bahasa pertamanya. Psikolinguistik terapan merupakan aplikasi dari teori-teori psikolinguistik dalam kehidupan sehari-hari pada orang dewasa maupun anak-anak, contoh: membahas tentang pengaruh perubahan ejaan terhadap persepsi kita mengenai ciri visual dari kata-kata, kesukaran-kesukaran pengucapan, program membaca dan menulis permulaan dan bantuan /pengajaran bagi anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa.
Psikolinguistik dan pengajaran bahasa memang tidak dapat dipisahkan, karena fokus atau tumpuan psikolinguistik adalah pemerolehan bahasa, di samping pembelajaran bahasa dan pengajaran bahasa.Oleh sebab itu masalah-masalah dalam pengajaran bahasa, seperti masalah metode serta kesulitan membaca dan menulis permulaan di sekolah dasar telah banyak dicoba untuk dipecahkan dalam kajian-kajian psikolinguistik.Pemerolehan bahasa adalah proses-proses yang berlaku di dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa bahasa ibunya. Proses-proses ketika anak sedang memperoleh bahasa ibunya terdiri dari dua aspek: pertama aspek performance yang terdiri dari aspek-aspek pemahaman dan pelahiran, kedua aspek kompetensi. Proses-proses pemahaman melibatkan kemampuan mengamati atau kemampuan mempersepsikan kalimat-kalimat yang didengar sedangkan proses pelahiran melibatkan kemampuan melahirkan atau mengucapkan kalimat-kalimat sendiri. Kedua kemampuan ini apabila telah betul-betul dikuasai seorang anak akan menjadi kemampuan linguistiknya.
Baca Juga
2.DISCUSSION
Didalam studi persepsi bahasa telah dijelaskan bahwa bayi pada bahasa pertama dalam hidupnya yaitu bayi sebagai pendengar yang terampil. Dikatakan terampil karna bayi mampu membuat analisis distribusi rinci fitur akustik- fonetik dari bahasa lain. Dikatakan juga bahwa dalam menentukan sebuah spasi dalam kata bayi juga merasa kebingungan. Semisal sebuah fenomena, ketika seseorang berbicara dengan orang lain dan orang lain tersebut menggunakan bahasa yang berbeda dengannya, maka kemungkinan besar yang terjadi walaupun orang kedua berbicara dengan kalimat pendek orang pertama akan menginterpretasikan bahwa orang kedua telah berbicara dengan kalimat yang panjang. Dan fenomena inilah sama halnya fenomena yang dialami seorang bayi dalam memahami bahasa pertama.
Mandel, Jusczyk, & Pisoni, (1995) memberikan hasil penelitian laboratoriumnya bahwa sekitar 5-6 bulan bayi merespon selektif nama mereka sendiri, dan 10 bulan tampaknya bayi memiliki semacam representasi akustik –fonetik untuk pola suara yang sering didengar. Karena respon selektif ini untuk kata-kata yang akrab di bulan-bulan awal tidak ada bukti pemahamannya, mungkin merupakan pengenalan kata yang hanya bersifat terbatas hanya dapat merasakannya, Halle & de Boysson-Bardies,( 1994).
Berdasarkan pengamatan dan kajian para ahli bahasa dapat disimpulkan bahwa manusia telah dilengkapi sesuatu yang khusus dan secara alamiah untuk dapat berbahasa dengan cepat dan mudah.Miller dan Chomsky (1957) menyebutkan LAD (language acquisition device) yang intinya bahwa setiap anak telah memiliki LAD yang dibawa sejak lahir.

1.Pengertian Pemerolehan Bahasa Pertama
Pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak pada awal kehidupannya tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa.Pada masa pemerolehan bahasa tersebut, bahasa anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk ata struktur bahasanya. Anak akan mengucapkan kata berikutnya untuk keperluan komunikasinya dengan orang tua atau kerabat dekatnya. Gracia (dalam, Krisanjaya, 1998) mengatakan bahwa pemerolehan bahasa anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit (sintaksis).Kalau kita beranggapan bahwa fungsi tangisan sebagai awal dari kompetensi komunikasi, maka ucapan kata tunggal yang biasanya sangat individual dan kadang aneh seperti: “mamam” atau “maem” untuk makan, hal ini menandai tahap pertama perkembangan bahas formal. Untuk perkembangan berikutnya kemampuan anak akan bergerak ke tahap yang melebihi tahap awal tadi, yaitu anak akan menghadapi tugas-tugas perkembangan yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.
Ada dua pandangan mengenai pemerolehan bahasa (Mc Graw dalam Krisanjaya, 1998). Pertama pemerolehan bahasa mempunyai permulaan mendadak atau tiba-tiba. Kebebasan berbahasa dimulai sekitar satu tahun ketika anak-anak menggunakan kata-kata lepas atau terpisah dari simbol pada kebahasaan untuk mencapai aneka tujuan sosial mereka. Pandangan kedua menyatakan bahwa pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi motorik, sosial dan kemampuan kognitif pralinguistik. Walaupun masih terdapat perbedaan tentang teori pemerolehan bahasa anak, tetapi kita semua meyakini bahwa bahasa merupakan media yang dapat dipergunakan anak untuk memperoleh nilai-nilai budaya, moral, agama, dan nilai-nilai lain yang hidup di masyarakat. Pemerolehan bahasa pertama erat kaitannya dengan perkembangan sosial anak dan karenanya erat hubungannya dengan pembentukan identitas sosial. Agar anak dapat disebut menguasai bahasa pertama ada beberapa unsur penting yang berkaitan dengan perkembangan kognitif anak, yaitu pemahaman tentang waktu, ruang, modalitas, sebab akibat yang merupakan bagian penting dalam perkembangan kognitif penguasaan bahasa ibu seorang anak.
Strategi Pemerolehan Bahasa Pertama
proses pemerolehan bahasa pada umumnya menggunakan 4 strategi. Strategi pertama adalah meniru/imitasi. Strategi pertama dalam pemerolehan bahasa dengan berpedoman pada: tirulah apa yang dikatakan orang lain. Tiruan akan digunakan anak terus, meskipun ia sudah dapat sempurna melafalkan bunyi. Ada pendapat yang mengatakan bahwa strategi tiruan atau strategi imitasi ini akan menimbulkan masalah besar. Mungkin ada orang berkata bahwa imitasi adalah mengatakan sesuatu yang sama seperti yang dikatakan orang lain. Akan tetapi ada banyak pertanyaan yang harus dijawab berkenaan dengan hal ini. Strategi kedua dalam pemerolehan bahasa adalah strategi produktivitas. Produktivitas berarti keefektifan dan keefisienan dalam pemerolehan bahasa yang berpegang pada pedoman buatlah sebanyak mungkin dengan bekal yang telah Anda miliki atau Anda peroleh. Produktivitas adalah ciri utama bahasa. Dengan satu kata seorang anak dapat “bercerita atau mengatakan” sebanyak mungkin hal. Kata papa misalnya dapat mengandung berbagai makna bergantung pada situasi dan intonasi. Strategi ketiga adalah strategi umpan balik antara strategi produksi ujaran (ucapan) dengan responsi. Strategi keempat adalah apa yang disebut prinsip operasi. Dalam strategi ini anak dikenalkan dengan pedoman, “Gunakan beberapa prinsip operasi umum untuk memikirkan serta menggunakan bahasa” (hindarkan kekecualian, prinsip khusus: seperti kata; berajar menjadi belajar).

2.Pemerolehan Bahasa Kedua
Pemerolehan bahasa kedua dimaknai saat seseorang memperoleh sebuah bahasa lain setelah terlebih dahulu ia menguasai sampai batas tertentu bahasa pertamanya (bahasa ibu. Ada juga yang menyamakan istilah bahasa kedua sebagai bahasa asing. Khusus bagi kondisi di Indonesia, istilah bahasa pertama atau bahasa ibu, bahasa asli atau bahasa utama, berwujud dalam bahasa daerah tertentu sedangkan bahasa kedua berwujud dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing. Tujuan pengajaran bahasa asing kadang-kadang berbeda dengan pengajaran bahasa kedua. Bahasa kedua biasanya merupakan bahasa resmi di negara tertentu, oleh karenanya bahasa kedua sangat diperlukan untuk kepentingan politik, ekonomi, dan pendidikan.
Terdapat perbedaan dalam proses belajar bahasa pertama dan bahasa kedua. Proses belajar bahasa pertama memiliki ciri-ciri:
•Belajar tidak disengaja
•Berlangsung sejak lahir
•Lingkungan keluarga sangat menentukan
•Motivasi ada karena kebutuhan
•Banyak waktu untuk mencoba bahasa
•Banyak kesempatan untuk berkomunikasi.

By. ZAKIYATUL ULFA English Study Program Faculty of Social and Cultural Sciences University of Trunojoyo Madura
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Label