A. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup.
Dalam GBHN dinyatakan bahwa “ Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. [ Drs.H. Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 40]
Ketetapan MPR No. IV/1978 Menyatakan : "Pendidikan Berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah".[ Abu Ahmadi , Drs & Nur Uhbiyati, Dra., Ilmu Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 233]
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi hingga meninggal dunia. Konsep ini sesuai dengan islam seperti yang tercantum dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan belajar mulai dari buaian sampai keliang kubur yaitu :
اطلب العلم من المهد الى اللحد
Artinya : " Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat "
Perhatian pada pada masalah pendidikan pada saat ini di mana suatu lulusan lembaga pendidikan formal belum sesuai dengan kebutuhuan masyarakat. Atas dasar itu di satu pihak kekurangan tenaga terampil, di pihak lain jumlah lulusan bertumpuk dan jumlah pengangguran setiap tahun bertambah.
Maka dewasa ini upaya-upaya dalm dunia pendidikan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan asas pendidikan seumur hidup atau lebih dikenal dengan istilah life long education.
B. Pendidikan Sekolah Dan Pendidikan Luar Sekolah.
Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidikan sekolah, pendidikan luar sekolah yang dilembagakan dan yang tidak dilembagakan saling mengisi dan saling memperkuat.
Menurut Philip H. Coombs mengklasifikasikan pendidikan kedalam tiga bagian, yaitu pendidikan informal ( pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) pendidikan formal ( pendidikan sekolah) dan pendidikan non-formal ( pendidikan yang dilembagakan). Kata-kata “ pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan”, “ pendidikan sekolah” , dan “ pedidikan luar sekolah yang dilembagakan” merupakan istilah yang digunakan dalam UUD system pendidikan nasional.[ Drs.H. Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 41. ]
1.Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan
Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, liburan, pasar, atau di dalam pergaulan sehari-hari.
Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang karena dalam kebanyakan masyarakat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan penting melalui keluarga, masyarakat, dan pengusaha.
Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang lebih banyak berada dalam rumah tangga dibandingkan dengan di tempat-tempat lain. Sampai umur tiga tahuun seseorang akan selalu berada di rumah tangga. Dalam hal ini, psikiater, kalau menemukan penyimpangan dari kehidupan seseorang akan mencari sebabnya pada masa kanak-kanak seseorang itu.
2.Pendidikan sekolah
Pendidikan sekolah adalah pendidikan sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu-satunya tempat bagi setiap orang untuk belajar. Namun, kita menyadari bahwa sekolah merupakan tempat dan periode yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam mengahadapi masa depannya.
3.Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana diluar kegiatan persekolahan. Dalam hal ini, tenaga pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu yang dipakai serta komponen-komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta, atau peserta didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
Bagi masyarakat Indonesia, yang masih banyak dipengaruhi oleh proses belajar tradisional, pendidikan luar sekolah yang dilembagakan akan merupakan cara yang mudah sesuai dengan daya tangkap rakyat, dan mendorong rakyat menjadi belajar, sebab pemberian pendidikan tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan kebutuhan para peserta didik.
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis, serta pendekataannya lebih fleksibel. Calon peserta didik (raw-input) pendidikan luar sekolah yang dilembagakan, yaitu :
a.Penduduk usia sekolah yang tidak pernah dapat keuntungan/kesempatan memasuki sekolah.
b.Orang dewasa yang tidak pernah sekolah.
c.Peserta didik yang putus sekolah (drop-out), baik dari pendidikan dasar, menegah dan pendidikan tinggi.
d.Peserta didik yang telah lulus satu system pendidikan sekolah, tetapi tidak dapat melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi
e.Orang yang telah bekerja tetapi ingin menambah keterampilan lain.[ Drs.H. Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 43.]
Disamping pendekatannya yang fleksibel hendaknya dapat pula digunakan pendekatan yang luar dan terintegrasi, agar siapa saja dapat belajar lebih lanjut berdasarkan keterampilan pertama yang telah mereka peroleh, serta mengisi segala kekurangan yang menghambat usaha mereka kearah hidup yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan luar sekolah yang dilembagakan dapat memperkuat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan.
C. Dasar Pemikiran Pendidikan Seumur Hidup.
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup sangat penting.
Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi, antar lain:
1.Idiologis
Semua manusia dilahirkan kedunia ini mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan. Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang akan mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
2.Ekonomis
Cara paling efektif untuk keluar dari "lingkungan setan kemelaratan" yang menyebabkan debodohan, dan kebodohan yang menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup memungkinkan sesorang untuk :
a.Meningkatkan produtivitas;
b.Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki;
c.Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat; dan
d.Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.
3.Sosiologis
Para orang tua di Negara berkembang kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu anak-anak mereka sering kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.
4.Politis
Pada Negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik, dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan lain-lain. Karena itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang. Dengan demikian, maka inilah yang menjadi tugas pendidikan seumur hidup.
5.Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para serjana, teknisi, dan pemimpin di Negara berkembang perlu mempebarui pengetahuan dan keterampilan mereka, seperti yang dilakukan oleh sejawat mereka di Negara maju.
6.Psikologis dan pedagogis
Perkembangan Iptek yang pesat mempunyai pangaruh besar terhadap konsep, teknik dan metode pendidikan. Selain itu, pekembangan tersebut menyebabkan makin luas, dalam kompleknya ilmu pengetahuan. Akibatnya, tidak mungkin lagi diajarkan seluhnya kepada peserta didik di sekolah. Karena itu tugas pendidikan di sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang hidupnya; memberikan keterampilan kepada peserta didik untuk secara cepat, dan mengembangkan daya adaptasi yang besar, perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan atas pendidikan seumur hidup.[ H. Zahara Idris, Pengantar Pendidikan, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, hlm. 112. ]
D. Konsep-Konsep Pendidikan Seumur Hidup.
Dalam pendidikan seumur hidup dikenal adanya 4 macam konsep kunci, yaitu:
1.Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal pengorganisasian dan penstrukturan pangalaman-pengalaman pendidikan.
Hal ini berarti pendidikan akan meliputi saluruh rentangan usia dan usia yang paling muda sampai paling tua dan adanya basis institusi yang amat berbeda dangan basis yang mendasari persekolahan konsensional.
2.Konsep belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
Jadi istilah belajar merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas pendidikan seumur hidup.
3.Konsep pelajar seumur hidup
Belajar seumur hidup yang dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat balajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi prolema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tinggkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai kesempatan untuk belajar baru.
4.Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum, dalam hubungan ini, didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
E. Arah pendidikan seumur hidup.
Pada umumnya pendidikan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan dalam hidup.
1.Pendidikan Seumur Hidup Pada Orang Dewasa.
Sebagai generasi penerus kaum muda/dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan " self interest" yang merupakan tuntunan hidup mereka sepanjang masa.
Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi mereka pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan.
2.Pendidikan Seumur Hidup Bagi Anak.
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi " tempat awal" bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa dan pada gilirannya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Proses pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian belajar yang kuat.
Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berfikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan dating. [ Prof. Drs. Sulaiman Yusuf, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, hlm38. ]
F. Implikasi konsep pendidikan seumur hidup dan sasaran Pendidikan.
Adapun mengenai implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini pada sasaran pendidikan, diklarifikasikan dalam enam kategori, masing-masing dengan prioritasnya, yaitu :
2.Para Petani
Di Negara yang sedang berkembang para petani ini merupakan golongan penduduk yang terbesar. Biasanya cara hidup mereka masih tradisional dan masih percaya kepada mitos-mitos. Hal ini disebabkan oleh dasar pendidikan mereka yang rendah, atau mungkin sama sekali tidak memperoleh pendidikan formal. Maka pendidikan yang diberikan hendaknya :
a.Menolong meningkatkan produktivitas dengan cara memberikan berbagai keterampilan dan teknik bertani yang memungkinkan meningkatkan hasil pertaniannya.
b.Mendidik mereka agar dapat memenuhi kewajiban sebagi warga negara dan sebagai kepala keluarga yang baik, sehingga merek a menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.
c.Mendidik mereka bagaimana memanfaatkan waktu luang mereka dengan kegiatan yang produktif dan menyenangkan.
3.Para Remaja Yang Putus Sekolah
Mereka keluar dari sekolah karena berbagai sebab (bosan, kurang bakat, kurang biaya dan lain-lain). Dari itu, mereka perlu diberikan pendidikan yang cultural dan kegiatan-kegiatan yang rekreatif serta pendidikan yang bersifat remedial.
4.Para Pekerja Yang Berketrampilan
Supaya dapat mengahadapi setiap tantangan hari depan mereka, hendaknya diberikan kepada mereka program pendidikan kejuruan dan teknik yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki.
Program pendidikan yang diberikan harus mengandung dua tujuan yaitu :
a.Mampu menyelamatkan mereka dari ketinggalan zaman.
b.Membuka jalan mereka untuk naik tingkat dalam rangka promosi kedudukan yang lebih baik.
5.Para Teknisi dan golongan profesional
Pada umumnya golongan ini menduduki posisi penting dalam masyarakat. Golongan ini sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan. Untuk selalu menambah dan memperbaharui pendidikan dan keterampilan, maka program pendidikan seumur hidup sangat penting baginya.
6.Para pemimpin masyarakat
Para pemimpin dalam masyarakat (golongan politik, sosial, budaya dan sebagainya) hendaknya mampu memadukan pendidikan dengan berabagai keahlian di samping selalu memperbaharui sikap dan gagasanny, sesuai dengan kemajuan pembangunan. Biasanya pengetahuan tersebut tidak pernah mereka peroleh di lemabaga pendidikan formal.
7.Para anggota masyarakat yang sudah tua
Karena pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak pengetahuan yang belum mereka ketahui pada waktu masih muda. Jumlah mereka makin lama makin bertambah besar, karena bertambah panjangnya usia rata-rata manusia, disebabkan oleh kesehatan mereka menjadi lebih baik.[ Ibid, hal. 99. ]
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi, Drs. H & Nur Uhbiyati, Dra, Ilmu Pendidikan, Jakarta, 1991.
Fuad Ihsan, Drs., Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005.
Sulaiman Yusuf, Prof. Drs., Pendidikan Luar Sekolah, Effkar Publishing, Semarang, 1993.
Zahara Idris, Prof. H. MA., Dasar-Dasar Kependidikan I, Angkasa Raya, Padang, 1987.
0 komentar:
Posting Komentar