Belajar Blog, Ilmu dan Pengalaman

Sabtu, 02 Maret 2019

PENDEKATAN ILMU SOSIAL HUMANIORA & MACAM-MACAMNYA

BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Islam telah menjadi kajian yang manarik banyak minat belakangan ini. Studi Islam pun makin berkembang. Islam tidak lagi dipahami dalam pengertian historis dan doktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya terdiri dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seseorang memaknai kehidupannya. Islam telah menjadi sebuah sistem budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi dan bagian dari perkembangan dunia. Mengakaji dan mendekati Islam, tidak lagi mungkin hanya dari satu aspek,tetapi dibutuhkan metode dan pendekatan interdisipliner maupun pendekatan sosial humaniora.
Berkenaan dengan pendekatan interdisipliner maupun sosial humaniora banyak pendekatan-pendekan yang berhubungan dengan pendekatan interdisipliner dan pendekatan sosial humaniora. Untuk lebih jelasnya berbagai pendekatan-pendekatan tersebut akan di bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan dalam studi islam ?
2. Apa pengertian pendekatan ilmu sosial humaniora dan macam-macam pendekatan ilmu sosial humaniora ?
3. Apa pengertian pendekatan interdisipliner dan macam-macam pendekatan interdisipliner?
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Islam telah menjadi kajian yang manarik banyak minat belakangan ini. Studi Islam pun makin berkembang. Islam tidak lagi dipahami dalam pengertian historis dan doktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya terdiri dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seseorang memaknai kehidupannya. Islam telah menjadi sebuah sistem budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi dan bagian dari perkembangan dunia. Mengakaji dan mendekati Islam, tidak lagi mungkin hanya dari satu aspek,tetapi dibutuhkan metode dan pendekatan interdisipliner maupun pendekatan sosial humaniora.
Berkenaan dengan pendekatan interdisipliner maupun sosial humaniora banyak pendekatan-pendekan yang berhubungan dengan pendekatan interdisipliner dan pendekatan sosial humaniora. Untuk lebih jelasnya berbagai pendekatan-pendekatan tersebut akan di bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan dalam studi islam ?
2. Apa pengertian pendekatan ilmu sosial humaniora dan macam-macam pendekatan ilmu sosial humaniora ?
3. Apa pengertian pendekatan interdisipliner dan macam-macam pendekatan interdisipliner?

BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam.
 Pendekatan dalam studi islam yaitu pandangan filsafi terhadap subject-matter yang harus diajarkan dan selanjutnya melahirkan metode mengajar.
 Pendekatan dalam studi islam yaitu cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Jadi dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahmat mengatakan bahwa agama dapat di teliti dengan menggunakan berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang di ungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya.
 Pendekatan dalam studi islam yaitu suatu sikap ilmiah (persepsi) dari seseorang untuk menemukan kebenaran ilmiah.
2.Pendekatan Ilmu Sosial Humaniora dan macam-macam pendekatan ilmu sosial humaniora.
a.Pengertian ilmu sosial humaniora
The Humanities (humaniora), ialah ilmu-ilmu kemanusiaan yang menyangkut kesadaran akan perasaan kepribadian dan nilai- nilai yang menyertainya sebagai manusia.
Pengertian lain menyebutkan bahwa humaniora adalah ilmu yang berkaitan dengan rasa seni yang dimiliki oleh manusia, seperti : Seni Sastra, Musik, Pahat, Lukis, dan sebagainya. Jadi dapat di simpulkan bahwa ilmu sosial Humaniora yaitu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia dalam hubungannya dengan manusia.
b.Pendekatan ilmu-ilmu sosial humaniora
1.Pendekatan Antropologi
Pendekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. Dengan kata lain bahwa cara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama. Antropologi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dawam Rahardjo, lebih mengutamakan pengamatan langsung, bahkan sifatnya partisipatif. Dari sini timbul kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya induktif dan grounded, yaitu turun kelapangan tanpa berpijak pada atau setidak-tidaknya dengan upaya membebaskan diri dari kungkungan teori-teori formal yang pada dasarnya sangat abstrak sebagaimana yang dilakukan dibidang sosiologi dan lebih-lebih ekonomi yang mempergunakan model-model matematis.
Melalui pendekatan antropologis ini, ditemukan hubungan positif antara kepercayaan agama dengan kondisi ekonomi, sosial, politik, hubungan antara agama dengan Negara, kesehatan mental, dan susunan organisasi kemasyarakatan. Contoh berikut dipaparkan beberapa penelitian agama dengan pendekatan antropologis :
•Karl Marx (1818-1883) dengan teori konflik atau lebih dikenal dengan pertentangan kelas, ia melihat bahwa agama merupakan opinium atau candu masyarakat tertentu. Agama bisa disalah gunankan oleh kalangan tertentu untuk status quo.
•Marx Weber (1964-1920) melihat adanya korelasi positif antara ajaran protestan dengan munculnya kapitalisme modern.
Di Indonesia kajian agama islam dengan pendekatan antropologis sebagaimana dilakukan oleh jamhari dalam karyanya yang berjudul “pendekatan antropologis dalam kajian islam”. Menurut jamhari, persoalan utama dalam upaya memahami islam adalah bagaimana memahami manusia.
2.Pendekatan kebudayaan
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan. Sementara itu, Sutan Takdir Alisjahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang terjadi dari unsure-unsur yang berbeda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan segala kecakapan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan demikian, kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap potensi batin yang dimilikinya. Di dalam kebudayaan tersebut terdapat pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat isstiadat, dan segala sebagainya. Kesemuanya itu selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan atau blue print oleh seseorang dalam menjawab sebagai masalah yang dihadapinya. Dengan demikian, kebudayaan tampil sebagai pranata yang secara terus menerus dipelihara oleh para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.
Kebudayaan yang demikian selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada tataran empiris atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat. Pengalaman agama yang terdapat di masyarakat tersebut dip roses oleh penganutnya dari sumber agama, yaitu wahyu melalui penalaran. Misalnya membaca kitab fiqih, maka fiqih yang merupakan pelaksanaan dari nasb alquran maupun hadis sudah melibatkan unsure penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian, agama menjadi membudaya atau membumi ditengah-tengah masyarakat. Agama yang tampil dalam bentuk yang demikian itu berkaitan dengan kebudayaan yang berkembang dimasyarakat tempat agama itu berkembang. Dengan melalui pemahaman terhadap kebudayaan tersebut seseorang akan dapat mengamalkan ajaran agama.
3.Pendekatan Interdisipliner dan Macam-macam pendekatan Interdisipliner
a.Pengertian pendekatan interdisipliner
Pendekatan Interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu.
Jadi pendekatan interdisipliner disini yaitu kajian dengan menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang ( perspektif ). Seperti dalam studi menggunakan pendekatan historis filosofi secara bersamaan.
b.Beberapa pendekatan dalam interdisipliner
1.Pendekatan Filosofis
Secara harfiah, kata filsafat bersal dari kata philo yang berarti cinta kepada kebenaran, ilmu dan hikmah. Selain itu filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Pengertian filsafat yang umumnya digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Gazalba, menurutnya filsafat adalah berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal, dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
Berpikir secara filosofis dapat digunakan dalam memahami ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama. Pendekatan filosofis yang sedemikian itu sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Misalnya membaca buku berjudul hikmah al-tasyri’ wa falsafatubu yang di tulis oleh muhammad Al-Jurnawi. Dalam buku tersebut Al-Jurjawi berupaya mengungkapkan hikmah yang terdapat dibalik ajaran-ajaran agama islam.
Melalui pendekatan filosofis ini, seorang tidak akan terjebak pada pengalaman agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama dengan susah payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang mereka dapatkan dari pengalaman agama agama tersebut hanyalah pengakuan formalistik, misalnya sudah haji, sudah menunaikan rukun islam yang kelima, dan berhenti dari situ. Mereka tidak dapat merasakan nilai-nilai spiritual yang terkandung didalamnya.
4.Pendekatan sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama,cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. Sementara itu , Soerjono soekanto mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian.
Dari dua definisi tersebut terlihat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang berkaitan.
Selanjutnya, sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Dalam agama islam dapat di jumpai peristiwa Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya bisa jadi penguasa dimesir.mengapa dalam melaksanakan tugasnya nabi musa harus dibantu oleh nabi harun, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Beberapa peristiwa tersebut baru dapat dijawab dan sekaligus dapat ditemukan hikmahnya dengan bantuan ilmu sosial.
Agama dalam banyak hal ajarannya banyak berkaitan dengan masalah sosial. Islam misalnya, sebagai agama ajarannya syarat dengan nilai-nilai sosil. Berkaitan dengan ini, Jalaluddin Rahmat dalam penelitiannya sampai pada satu kesimpulan bahwa :
a.Dalam al-qur’an ataupun hadis urusan muamalah mendapatkan porsi yang sangat besar disbanding dengan persoalan ibadah.
b.Dalam islam jika urusan ibadah bersamaan waktunya dengan persoalan muamalah, maka ibadah bisa diperpendek (qoshar).
c.Ibadah yang mengandung kemsyarakatan pahalanya lebih besar disbanding ibadah yang bersifat individual.
d.Dalam islam terdapat ketentuan, jika ibadah tidak dilaksanakan dengan sempurna yang mengakibatkan batalnya ibadah tersebut, maka kafaratnya ialah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial.
e.Dalam islam juga terdapat ketentuan bahwa amal baik dibidang kemasyarakatan mendapat pahala lebih besar dari pada ibadah sunnah.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1.Pendekatan dalam studi islam yaitu cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
2.The Humanities (humaniora), ialah ilmu-ilmu kemanusiaan yang menyangkut kesadaran akan perasaan kepribadian dan nilai- nilai yang menyertainya sebagai manusia. Beberapa pendekatan yang berhubungan dengan sosial humaniora : Pendekatan Antopologi dan pendekatan Kebudayaan.
3.Pendekatan Interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Beberpa pendekatan yang berhubungan dengan pendekatan interdisipliner : Pendekatan Filosofis dan pendekatan sosiologi.

DAFTAR PUSTAKA
Abuddin, Nata. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Press, 2014
Hasan, Nor. Studi Islam Kontemporer. Pamekasan : Stain Pamekasan Press, 2009
Salim, Moh Haitama; Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta : Ar-Ruzz media, 2012
Anwar, Rosihon. Pengantar Studi Islam. Bandung : Pustaka Setia, 2009
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam.
 Pendekatan dalam studi islam yaitu pandangan filsafi terhadap subject-matter yang harus diajarkan dan selanjutnya melahirkan metode mengajar.
 Pendekatan dalam studi islam yaitu cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Jadi dalam hubungan ini, Jalaluddin Rahmat mengatakan bahwa agama dapat di teliti dengan menggunakan berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang di ungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya.
 Pendekatan dalam studi islam yaitu suatu sikap ilmiah (persepsi) dari seseorang untuk menemukan kebenaran ilmiah.
2.Pendekatan Ilmu Sosial Humaniora dan macam-macam pendekatan ilmu sosial humaniora.
a.Pengertian ilmu sosial humaniora
The Humanities (humaniora), ialah ilmu-ilmu kemanusiaan yang menyangkut kesadaran akan perasaan kepribadian dan nilai- nilai yang menyertainya sebagai manusia.
Pengertian lain menyebutkan bahwa humaniora adalah ilmu yang berkaitan dengan rasa seni yang dimiliki oleh manusia, seperti : Seni Sastra, Musik, Pahat, Lukis, dan sebagainya. Jadi dapat di simpulkan bahwa ilmu sosial Humaniora yaitu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia dalam hubungannya dengan manusia.
b.Pendekatan ilmu-ilmu sosial humaniora
1.Pendekatan Antropologi
Pendekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. Dengan kata lain bahwa cara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama. Antropologi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dawam Rahardjo, lebih mengutamakan pengamatan langsung, bahkan sifatnya partisipatif. Dari sini timbul kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya induktif dan grounded, yaitu turun kelapangan tanpa berpijak pada atau setidak-tidaknya dengan upaya membebaskan diri dari kungkungan teori-teori formal yang pada dasarnya sangat abstrak sebagaimana yang dilakukan dibidang sosiologi dan lebih-lebih ekonomi yang mempergunakan model-model matematis.
Melalui pendekatan antropologis ini, ditemukan hubungan positif antara kepercayaan agama dengan kondisi ekonomi, sosial, politik, hubungan antara agama dengan Negara, kesehatan mental, dan susunan organisasi kemasyarakatan. Contoh berikut dipaparkan beberapa penelitian agama dengan pendekatan antropologis :
•Karl Marx (1818-1883) dengan teori konflik atau lebih dikenal dengan pertentangan kelas, ia melihat bahwa agama merupakan opinium atau candu masyarakat tertentu. Agama bisa disalah gunankan oleh kalangan tertentu untuk status quo.
•Marx Weber (1964-1920) melihat adanya korelasi positif antara ajaran protestan dengan munculnya kapitalisme modern.
Di Indonesia kajian agama islam dengan pendekatan antropologis sebagaimana dilakukan oleh jamhari dalam karyanya yang berjudul “pendekatan antropologis dalam kajian islam”. Menurut jamhari, persoalan utama dalam upaya memahami islam adalah bagaimana memahami manusia.
2.Pendekatan kebudayaan
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan. Sementara itu, Sutan Takdir Alisjahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang terjadi dari unsure-unsur yang berbeda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan segala kecakapan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan demikian, kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap potensi batin yang dimilikinya. Di dalam kebudayaan tersebut terdapat pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat isstiadat, dan segala sebagainya. Kesemuanya itu selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan atau blue print oleh seseorang dalam menjawab sebagai masalah yang dihadapinya. Dengan demikian, kebudayaan tampil sebagai pranata yang secara terus menerus dipelihara oleh para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.
Kebudayaan yang demikian selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada tataran empiris atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat. Pengalaman agama yang terdapat di masyarakat tersebut dip roses oleh penganutnya dari sumber agama, yaitu wahyu melalui penalaran. Misalnya membaca kitab fiqih, maka fiqih yang merupakan pelaksanaan dari nasb alquran maupun hadis sudah melibatkan unsure penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian, agama menjadi membudaya atau membumi ditengah-tengah masyarakat. Agama yang tampil dalam bentuk yang demikian itu berkaitan dengan kebudayaan yang berkembang dimasyarakat tempat agama itu berkembang. Dengan melalui pemahaman terhadap kebudayaan tersebut seseorang akan dapat mengamalkan ajaran agama.
3.Pendekatan Interdisipliner dan Macam-macam pendekatan Interdisipliner
a.Pengertian pendekatan interdisipliner
Pendekatan Interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu.
Jadi pendekatan interdisipliner disini yaitu kajian dengan menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang ( perspektif ). Seperti dalam studi menggunakan pendekatan historis filosofi secara bersamaan.
b.Beberapa pendekatan dalam interdisipliner
1.Pendekatan Filosofis
Secara harfiah, kata filsafat bersal dari kata philo yang berarti cinta kepada kebenaran, ilmu dan hikmah. Selain itu filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia. Pengertian filsafat yang umumnya digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Gazalba, menurutnya filsafat adalah berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal, dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
Berpikir secara filosofis dapat digunakan dalam memahami ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama. Pendekatan filosofis yang sedemikian itu sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Misalnya membaca buku berjudul hikmah al-tasyri’ wa falsafatubu yang di tulis oleh muhammad Al-Jurnawi. Dalam buku tersebut Al-Jurjawi berupaya mengungkapkan hikmah yang terdapat dibalik ajaran-ajaran agama islam.
Melalui pendekatan filosofis ini, seorang tidak akan terjebak pada pengalaman agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama dengan susah payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang mereka dapatkan dari pengalaman agama agama tersebut hanyalah pengakuan formalistik, misalnya sudah haji, sudah menunaikan rukun islam yang kelima, dan berhenti dari situ. Mereka tidak dapat merasakan nilai-nilai spiritual yang terkandung didalamnya.
4.Pendekatan sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama,cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. Sementara itu , Soerjono soekanto mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian.
Dari dua definisi tersebut terlihat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang berkaitan.
Selanjutnya, sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Dalam agama islam dapat di jumpai peristiwa Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya bisa jadi penguasa dimesir.mengapa dalam melaksanakan tugasnya nabi musa harus dibantu oleh nabi harun, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Beberapa peristiwa tersebut baru dapat dijawab dan sekaligus dapat ditemukan hikmahnya dengan bantuan ilmu sosial.
Agama dalam banyak hal ajarannya banyak berkaitan dengan masalah sosial. Islam misalnya, sebagai agama ajarannya syarat dengan nilai-nilai sosil. Berkaitan dengan ini, Jalaluddin Rahmat dalam penelitiannya sampai pada satu kesimpulan bahwa :
a.Dalam al-qur’an ataupun hadis urusan muamalah mendapatkan porsi yang sangat besar disbanding dengan persoalan ibadah.
b.Dalam islam jika urusan ibadah bersamaan waktunya dengan persoalan muamalah, maka ibadah bisa diperpendek (qoshar).
c.Ibadah yang mengandung kemsyarakatan pahalanya lebih besar disbanding ibadah yang bersifat individual.
d.Dalam islam terdapat ketentuan, jika ibadah tidak dilaksanakan dengan sempurna yang mengakibatkan batalnya ibadah tersebut, maka kafaratnya ialah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial.
e.Dalam islam juga terdapat ketentuan bahwa amal baik dibidang kemasyarakatan mendapat pahala lebih besar dari pada ibadah sunnah.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1.Pendekatan dalam studi islam yaitu cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
2.The Humanities (humaniora), ialah ilmu-ilmu kemanusiaan yang menyangkut kesadaran akan perasaan kepribadian dan nilai- nilai yang menyertainya sebagai manusia. Beberapa pendekatan yang berhubungan dengan sosial humaniora : Pendekatan Antopologi dan pendekatan Kebudayaan.
3.Pendekatan Interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Beberpa pendekatan yang berhubungan dengan pendekatan interdisipliner : Pendekatan Filosofis dan pendekatan sosiologi.

DAFTAR PUSTAKA
Abuddin, Nata. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Press, 2014
Hasan, Nor. Studi Islam Kontemporer. Pamekasan : Stain Pamekasan Press, 2009
Salim, Moh Haitama; Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Jogjakarta : Ar-Ruzz media, 2012
Anwar, Rosihon. Pengantar Studi Islam. Bandung : Pustaka Setia, 2009
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Label