Belajar Blog, Ilmu dan Pengalaman

Sabtu, 12 Januari 2019

PERANAN GURU SEBAGAI INSAN MULTIDIMENSI

A. Latar Belakang
Guru selama ini dibaca banyak orang karena peranannya. Peran sesorang guru dinilai sangat terhormat. Peran guru adalah mendampingi anak didik dalam belajar, mencari tahu tentang informasi penting yang bersifat ilmu pengetahuan, praktik di lapangan, seorang guru memiliki peran dimensional di lingkungan pengajaran, yaitu, peran yang sifatnya instruksional, institusional, dan prosedural. Ketiga peran menciptakan kepribadian akurat dan akuntabel seorang guru. Peran guru sangat erat kaitannya denga tugas dan fungsinya. Peran yang ada dioundk guru adalah peran istimewa yang memilih pertanggungjawaban akademik, moral-sosial, dan spritualitas.
Amanah Undang-undang RI nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, Undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 tantang standar Nasional Pendidikan, dan peraturan pemerintah RI nomor 74 tahun 2008 tentang guru, menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Dalam Undang-undang ini seorang guru diamanatkan memikul tanggung jawab besar sebagai seorang yang mampu memberikan pendidikan terhadap anak didiknya. Pendidik bukan semata memberikan materi ajar di dalam kelas. Akan tetapi, jauh dari tugas formalitas ini pendidik menjadi sosok yang akan diteladani semua tindakan dan ucapannya. Istilah profesional dalam amanah di atas mengidealkan komponen potensial dalam pribadi pendidik bisa berjalan seiring secara sempurna. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Maidah, yang mana Allah berfirman:
Baca Juga
PENGELOLAAN SISWA DAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُحِلُّواْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ وَلَا ٱلشَّهۡرَ ٱلۡحَرَامَ وَلَا ٱلۡهَدۡيَ وَلَا ٱلۡقَلَٰٓئِدَ وَلَآ ءَآمِّينَ ٱلۡبَيۡتَ ٱلۡحَرَامَ يَبۡتَغُونَ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّهِمۡ وَرِضۡوَٰنٗاۚ وَإِذَا حَلَلۡتُمۡ فَٱصۡطَادُواْۚ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَ‍َٔانُ قَوۡمٍ أَن صَدُّوكُمۡ عَنِ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ أَن تَعۡتَدُواْۘ وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya
Di dalam pembelajaran. Apakah itu pembelajaran konvensional yang berorientasi teacher-centered maupun dalam pembelajaran yang berorientasi student-centered, sesungguhnya peran guru yaitu unik dan boleh dikatakan tidak tergantikan. Jika kita ingat teori ZPD dari Vygotsky, walaupun model pembelajaran konstruktivis lebih berorientasi student-centered, guru yang bersandangan fasilitator dalam membantu siswa, toh tetap dituntut perannya sebagai guru, sebagai orang dewasa yang karena kompetensinya siap membantu siswa beranjak menuju struktur kognitif yang lebih kompleks dalam perkembangan terdekatnya.
Dalam aplikasi dan praktik sehari-hari, guru adalah orang yang memberikan ilmu kepada peserta didik, serta membimbing jiwa mereka sekaligus pula mengarahkan tingkah laku mereka kepada yang baik. Oleh karena itu, guru harus mendampingi para siswanya menuju kesuksesan belajar atau kedewasaan. Aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa para siswa yang belajar pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga menuntut materi, metode, dan pendekatan yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya. Demikian,pula halnya dengan kondisi para siswa, kompetensi, dan tujuan yang harus mereka capai juga berbeda. Selain itu, aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu mengandung variasi. Cara penangkapan siswa terhadap materi pelajaran tidak sama. Cara belajar juga beragam. Belajar sendiri dipengaruhi oleh beragam aspek yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Rumitnya aspek yang harus dipertimbangkan ketika melaksanakan tugas mengajar, menjadikan tidak semua orang mau dan mampu untuk menjadi guru. Hanya orang yang memenuhi kriteria yang tepat saja yang seharusnya tepat untuk menduduki posisi sebagai seorang guru.
Bertolak dari latar belakang diatas maka, peran guru sebagai insan mutidimensi harus memiliki beberapa kriteria (aspek) antara lain: kewajiban sebagai pendidik, tugas sebagai guru, fungsi sebagai guru, peran sebagai pendidik, dan karakteristik sebagai guru.

A. Kewajiban Sebagai Pendidik.
Menurut Imam Al-Ghazali, kewajiban yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik adalah:
1. harus menaruh kasih sayang terhadap anak didik, dan memperlakukan mereka seperti perlakuan terhadap anak sendiri.
2. tidak mengharapkan balas jasa atau ucapan terima kasih. Melaksanakan tugas mengajar bermaksud untuk mencari keridhaan dan mendekatkan diri kepada Allah.
3. memberikan nasihat kepada anak didik pada setiap kesempatan.
4. mencegah anak didik dari suatu akhlak yang tidak baik.
5. berbicara kepada anak didk sesuai dengan bahasa kemampuan mereka.
6. jangan menimbulkan rasa benci pada anak didik mengenai cabang ilmu yang lain.
7. kepada anak didik di bawah umur, diberikan penjelasan yang jelas dan pantas buat dia, dan tidak perlu disebutkan padanya rahasia yang terkandung di dalam dan di belakang sesuatu, supaya tidak mengelisahkan pikirannya.
8. pendidik harus mengamalkan ilmunya, dan jangan berlainan dengan perbuatannya.

B. Tugas Sebagai Guru.
Tugas guru meliputi tugas formal dan non formal. Tugas formal adalah beban moral akademik yang sifatnya institusional. Sementara menurut Hamdani Ihsan & Fuad Ihsan tugas guru meliputi: a). Membimbing anak didik, mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan sebagainya, b). menciptakan situasi untuk pendidikan, yaitu suatu keadaan di mana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan. Sedangkan menurut Haidar Putra Daulay, menyebutkan bahwa tugas guru ada tiga hal diantaranya : 1. Mentransferkan ilmu, 2. Menanamkan nilai-nilai yang baik (value), dan 3. Melatih mereka untuk memiliki keterampilan dan amal yang baik. Lebih jelas lagi tugas guru menurut Imam Al-Ghazali yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan dan menyucikan serta membawa hati manusia untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Hampir sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali, Abdurrahman al-Nahlawi membagi tugas guru yang utama dengan dua bagian, 1. Penyucian, pengembangan, pembersihan, dan pengangkatan jiwa kepada penciptanya, menjauhkan dari kejahatan dan menjaganya agar selalu berada dalam fitrahnya. 2. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan akidah kepada akal dan hati anak didik, agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku dan kehidupan.

D. Fungsi Sebagai Guru
Menurut Ivor K. Davies bahwa fungsi sebagai guru adalah:
1. a scene designer (perancang adegan) dengan asumsi suasana pembelajaran adalah suatu teater dengan guru sebagai sutradaranya,
2. a builder (pembangun) membangun kecakapan dan keterampilan peserta didik secara utuh.
3. a learner (pembelajar) bahwa guru sambil mengajar guru belajar, sehingga siswa adalah seorang co-learner.
4. a emancipator (penggagas dan pelaksana emansipasi) guru harus secara adil memberikan kesempatan kepada semua anak didik untuk mengembangkan potensinya.
5. a conserver (pemelihara, pelestari) melalui pembelajaran guru melakukan pelastarian nilai-nilai luhur bangsa.
6. a culminater (peraih titik puncak) guru merancang pembelajaran dari awal sampai akhir (kulminasi) dari yang sederhana menuju yang kompleks, selanjutnya bersama siswa meraih titik puncak berupa kesuksesan pembelajaran.
E. Peran Sebagai Guru
Dalam gambaran kelas masa depan, Gray Flewelling dan William Higginson, menggambarkan peran guru sebagai berikut:
a. memberikan stimulus kepada siswa dengan menyediakan tugas-tugas pembelajaran yang kaya (rich learning tasks) dan terancang baik untuk meningkatakan perkembangan intelektual, emosional, spritual, dan sosial.
b. berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian, mengilhami, menantang, berdiskusi, berbagi, menjelaskan, menegaskan, merefleksi, menilai dan merayakan perkembangan, pertumbuhan dan keberhasilan,
c. menunjukkan manfaat yang diperoleh dari mempelajari suatu pokok bahasan,
d. berperan sebagai seseorang yang membantu, seseorang yang mengerahkan dan memberi penegasan, seseorang yang memberi jiwa dan mengilhami siswa dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu, rasa antusias, gairah dari seorang pembelajar yang berani mengambil resiko (risk taking learner), dengan demikian guru berperan sebagai pemberi informasi, fasilitator, dan seorang artis.

F. Karakteristik Sebagai Guru
Karakteristik yang melekat pada seorang guru adalah:
1. guru sebagai guru, 2. Guru sebagai teladan, 3. Guru sebagai penasihat, 4. Guru sebagai pemegang otoritas, 5. Guru sebagai pembaru, 6. Guru sebagai pemandu, 7. Guru sebagai pelaksana tugas rutin, 8. Guru sebagai insan visioner, 9. Guru sebagai pencipta, 10. Guru sebagai orang yang realistis, 11. Guru sebagai penutur cerita dan seorang aktor, 12. Guru sebagai pembongkar kemah, 13. Guru sebagai peneliti, dan 14. Guru sebagai penilai.

G. Kesimpulan
Peran guru adalah mendampingi anak didik dalam belajar, mencari tahu tentang informasi penting yang bersifat ilmu pengetahuan, praktik di lapangan, seorang guru memiliki peran dimensional di lingkungan pengajaran, yaitu, peran yang sifatnya instruksional, institusional, dan prosedural.
Dalam aplikasi dan praktik sehari-hari, guru adalah orang yang memberikan ilmu kepada peserta didik, serta membimbing jiwa mereka sekaligus pula mengarahkan tingkah laku mereka kepada yang baik.
peran guru sebagai insan mutidimensi harus memiliki beberapa kriteria (aspek) antara lain: kewajiban sebagai pendidik, tugas sebagai guru, fungsi sebagai guru, peran sebagai pendidik, dan karakteristik sebagai guru.

DAFTAR RUJUKAN
Suyono & Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, Remaja Rosdakarya:Bandung, 2017
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa, Pustaka Pelajar:Yogyakarta, 2013.
Zaitur Rahem, Jejak Intelektual Pendidikan Islam, Generasi Salafiyah dan Khalafiyah, Pustaka Ilmu Group: Yogyakarta, 2016.
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat, Kencana Prenadamedia Group: Jakarta, 2014.
Hamdani Ihsan & A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia: Bandung, 1998.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Label

Blog Archive