ABSTRAK
Dalam berbagai literatur, kepemimpinan dapat dikaji dari tiga sudut pandang, yakni: (1) pendekatan sifat, atau karakteristik bawaan lahir, atau traits approach; (2) pendekatan gaya atau tindakan dalam memimpin, atau style approach; dan (3) pendekatan kontingensi atau contingency approach. Pada perkembangan selanjutnya, fokus kajian lebih banyak pada cara-cara menjadi pemimpin yang efektif, termasuk dengan mengembangkan kesadaran tentang kapasitas spiritual untuk menjadi pemimpin profesional dan bermoral.
Secara konseptual pemberdayaan menawarkan keuntungan bagi individu dan organisasi. Keuntungan dimaksud mencakup beberapa dimensi. Pertama, peluang untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian bagi peningkatan mutu layanan. Kedua, memasarkan keterampilan baru dan beragam pengalaman yang ada. Ketiga, meningkatkan motivasi. Keempat, meningkatkan etos kerja yang memiliki dampak positif bagi produktifitas. Kelima, mereduksi stress bekerja dikalangan staf.
Kata kunci, Peran Kepemimpinan dan Pemberdayaan Komunitas Sekolah
Baca Juga
PERANAN GURU SEBAGAI INSAN MULTIDIMENS
A. PENDAHULUAN
Kepemimpinan dipandang sangat penting karena dua hal: pertama, adanya kenyataan bahwa penggantian pemimpin seringkali mengubah kinerja suatu unit, instansi atau organisasi; kedua, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan organisasi adalah kepemimpinan, mencakup proses kepemimpinan pada setiap jenjang organisasi, kompetensi dan tindakan pemimpin yang bersangkutan. Kenyataan atau gagasan, serta hasil penelitian tersebut tak dapat dibantah kebenarannya. Semua pihak maklum adanya, sehingga muncul jargon “ganti pimpinan, ganti kebijakan”, bahkan sampai hal-hal teknis seperti ganti tata ruang kantor, ganti kursi, atau ganti warna dinding. Demikianlah, kepemimpinan itu merupakan fenomena yang kompleks sehingga selalu menarik untuk dikaji.
Dalam berbagai literatur, kepemimpinan dapat dikaji dari tiga sudut pandang, yakni: (1) pendekatan sifat, atau karakteristik bawaan lahir, atau traits approach; (2) pendekatan gaya atau tindakan dalam memimpin, atau style approach; dan (3) pendekatan kontingensi atau contingency approach. Pada perkembangan selanjutnya, fokus kajian lebih banyak pada cara-cara menjadi pemimpin yang efektif, termasuk dengan mengembangkan kesadaran tentang kapasitas spiritual untuk menjadi pemimpin profesional dan bermoral.
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, manusia hidup berkelompok. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
B. PEMBAHASAN
Kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin”, apabila ditambah awalan me menjadi memimpin, yang berarti menunjukkan jalan dan membimbing. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Demikian pula kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum, serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.
Definisi lain dari kepemimpinan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang sehingga seseorang tersebut mampu menggerakakn orang-orang untuk melakukan perbuatan atau tindakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Menurut Suharsimi Arikunto sebagaimana dikutip oleh Mohammad Thoha, kepemimpinan adalah usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka denga sukarela menyumbangkan kemampuannya secara maksimal demi pencapaian tujuan kelompok yang telah ditetapkan.
Sementara itu, kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan yang dimiliki oleh kepala sekolah untuk memberikan pengaruh kepada orang lain melalui interaksi individu dan kelompok sebagai wujud kerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara terminologi kepemimpinan menurut pendapat para ahli adalah:
1. Soetopo mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampauan atau kesiapan yang dimilki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun dan menggerakan untuk pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu, dengan melibatkan unsur-unsur kepemimpinan antara lain, a. Orang yang dapat mempengaruhi orang lain, b. orang dapat dipengaruhi, c. maksud-maksud tujuan tertentu, d. serangkaian tindakan tertentu untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Joseph C. Rast, berpendapat kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersama.
3. Muhaimin, mendefinisikan kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
C. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi kepemimpinan mengandung dua dimensi utama yaitu kemampuan pemimpin dalam mengarahkan (derection) dan tingkat dukungan (supprot) dari anggota organisasi. Dalam sisi lain tugas dan fungsi kepemimpinan sangat kompleks dan sistemik yaitu, sebagai pengambil keputusan (decison making), pengendali konfilk (confict controler), dan pembangun tim (team building). Secara operasionalnya fungsi kepemimpinan dibedakan menjadi lima pokok, yaitu:
1. fungsi instruktif. Yaitu sebagai komunikator menentukan apa, bagaimana, kapan dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
2. fungsi konsultatif. Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah, pertama, usaha menetapkan keputusan, kedua, konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan, dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.
3. fungsi partisipatif. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
4. fungsi delegasi. Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat dan menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan, dalam arti lain (kepercayaan).
5. fungsi pengendalian. Fungsi ini bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi ini dapat diwujudkan menlalaui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Sementara itu, fungsi utama dari pemimpin adalah; a. Bertugas memberikan struktur yang jelas disaat situasi rumit yang dihadapi kelompoknya, b. bertugas mengawasi dan menyalurkan perilaku kelom pok yang dipimpinnya, dan c. bertugas sebagai juru bicara kelompok yang dipimpinnya.
D. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1. teori pendekatan sifat
Sifat merupakan salah satu karakteristik yang spesifik yang dimiliki oleh individu, seperti sifat kepercayaan diri, keberanian, dll. Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifat tertentulah yang bisa menjadi seorang pemimpin. Adapun menurut Stogdill faktor kepribadian dalam kepemimpinan harus lebih kuat pada pemimpin dibanding pada para pengikut. Kepribadian itu menyangkut kewaspadaan, kepercayaan diri, dan integritas yang tinggi.
2. teori pendekatan prilaku (behaviour leadership).
Pendekatan prilaku dalam kepemimpinan merupakan jawaban dari keterbatasan pendekatan sifat, sebagai teori kepemimpinan klasik yang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan (leader are born, not built).
3. teori pendekatan situasional (situasional leadership)
Teori kepemimpinan situasional ini tidak pelak peletakan dasarnya berasal teori sifat dan teori prilaku, dari keduanya itu mensyaratkan bahwa, cara yang efektif memimpin adalah tergantung situasi. Menurut Hersey dan Blanchard sebagaimana dikutip oleh Atiqullah kepemimpinan situasional mengidentifikasi empat situasi pengikit yaitu; directing, perilaku pemimpin dangan pengarahan yang tinggi/dukungan rendah. Coaching, pengarahan tinggi/dukungan tinggi, supporting, berupa perilaku pemimpin yang tinggi dukungan/rendah pengarahan, delegating, perilaku pemimpin dengan dukungan rendah/pengarahan rendah.
4. teori kepemimpinan karismatik (charismatic leadership) dengan ciri-ciri sebagai berikut; a. Memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas, b. mengkomunikasikan visi itu dengan efektif, c. mendemonstrasikan konsistensi dan fokus, d. mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
5. teori kepemimpinan tranformasional (tranformational leadership).
Teori ini sifatnya transaksional yaitu membimbing atau memotivasi pengikutnya atau bawahannya kearah tujuan yang telah ditentukan dengan cara menjelaskan ketentuan-ketentuan peran dan tugas. Teori ini memberikan pertimbangan yang bersifat individual, stimulasi intelektual dan memiliki karismatik. Kepemimpinan teransformational dibangun dari kepemimpinan transaksional.
E. PEMBERDAYAAN SEKOLAH
Pemberdayaan sekolah pada umumnya terkait langsung dengan sumber daya sekolah itu sendiri. Secara kualitatif, sumber daya sekolah dapat diklafisikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu; sumber daya manusia, sumber daya materiil, dan sumber daya falisitatif, berupa struktur sekolah organisasi sekolah yang mudah ditata, yang masing-masingnya dapat memfasilitasi tugas pokok dan unit struktur itu.
Untuk mencapai produk pemberdayaan yang optimal, komunitas sekolah harus mampu bekerja dengan menggunakan format berpikir yang cerdas, karenanya, istilah perencanaan, implementasi program, efisiensi dan akuntabilitas menjadi kata kunci dalam diskusi komunitas sekolah untuk tujuan masa kini dan dimasa datang.
Terkait pemberdayaan sekolah pada masa depan Whitaker dan Moses mengatakan bahwa salah satu pemberdayaan sekolah yaitu memperdayakan komunitas sekolah yang sangat fundamental bagi proses sekolah, antara lain adalah:
1. pemberdayaan mengkreasi rasa memimpin diri (self-leading). Bagi pembangkitan motivasi, bertindak, dan produktivitas.
2. pemberdayaan menggiring, yaitu keputusan dibuat untuk bersama-sama membangun serta menginplementasikan dalam mencapai hasil dan komitmen yang besar.
3. pemberdayaan mencegah sedemikian rupa munculnya sikap mindless bureaucracy.
4. pemberdayaan menginpirasi pertumbuhan komunitas sekolah dan usaha-usaha untuk selalu memperbahrui profesionalitas diri. .
5. pemberdayaan bagi komunitas sekolah menstimulasi kolaborasi diantara sesama.
Secara konseptual pemberdayaan menawarkan keuntungan bagi individu dan organisasi. Keuntungan dimaksud mencakup beberapa dimensi. Pertama, peluang untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian bagi peningkatan mutu layanan. Kedua, memasarkan keterampilan baru dan beragam pengalaman yang ada. Ketiga, meningkatkan motivasi. Keempat, meningkatkan etos kerja yang memiliki dampak positif bagi produktifitas. Kelima, mereduksi stress bekerja dikalangan staf.
F. PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS SEKOLAH
Adapun peran kepemimpinan dalam pemberdayaan sekolah adalah:
1. sebagai leader, 2. sebagai administrator, 3. Sebagai manajer, 4. Sebagai supervisor. 5. Sebagai decison making (pengambil keputusan), 6. Sebagai confict controler (pengendali konflik), dan 7. Sebagai team building (Pembangun tim).
G. KESIMPULAN
kepemimpinan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang sehingga seseorang tersebut mampu menggerakakn orang-orang untuk melakukan perbuatan atau tindakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan
1. fungsi instruktif. 2. fungsi konsultatif. 3. fungsi partisipatif. 4. fungsi delegasi. 5. fungsi pengendalian.
fungsi utama dari pemimpin adalah; a. Bertugas memberikan struktur yang jelas disaat situasi rumit yang dihadapi kelompoknya, b. bertugas mengawasi dan menyalurkan perilaku kelom pok yang dipimpinnya, dan c. bertugas sebagai juru bicara kelompok yang dipimpinnya
1. teori pendekatan sifat. 2. teori pendekatan prilaku (behaviour leadership). 3. teori pendekatan situasional (situasional leadership). 4. teori kepemimpinan karismatik (charismatic leadership). 5. teori kepemimpinan tranformasional (tranformational leadership).
Secara konseptual pemberdayaan menawarkan keuntungan bagi individu dan organisasi. Keuntungan dimaksud mencakup beberapa dimensi. Pertama, peluang untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian bagi peningkatan mutu layanan. Kedua, memasarkan keterampilan baru dan beragam pengalaman yang ada. Ketiga, meningkatkan motivasi. Keempat, meningkatkan etos kerja yang memiliki dampak positif bagi produktifitas. Kelima, mereduksi stress bekerja dikalangan staf.
DAFTAR RUJUKAN
Mohammad Thoha, Manajemen Pendidikan Islam Konseptual dan Operasional, Pustaka Radja: Surabaya, 2016.
Atiqullah, Perilaku Kepemimpinan Kolektif Pondok Pesantren, Pustaka Radja: Surabaya, 2016.
Abdul Muin, Kepemimpinan Pendidikan, Lembaga Pengkajian & Pengembangan Ilmiah, 2010
0 komentar:
Posting Komentar