BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan ilmu yang efektif apabila digunakan sebagai alat komunikasi di berbagai aspek kehidupan yang terdiri dari beberapa unsur untuk mengembangkan kwalitas kehidupan dimasyarakat yang serta komplek. Karena disadari atau tidak bangsa Indonesia terdiri beragam suku bangsa, kebudayaan serta budaya yang berbeda-beda dari masing-masing daerah tersebut.
Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Indobesia sangat penting sejak dini agar anak didik lebih memahami kemajuan pengetahuan dan kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia yang pada akhirnya akan menimbulkan sikap ilmiah dan aspresiatif dalam diri siswa tersebut.
Maka dari itulah pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan peserta didik untuk berkompetensi dibidang kebahasaan dan teknologi dengan baik dan benar, baik secara teori maupu secara praktik, serta menumbuhkan semangat dan cinta terhadap karya manusia Indonesia (Permendiknas RI no. 22 tahun 2006)
Kemampuan dalam pengetahuan dan teknologi dalam arti luas adalah kemampuan mengorganisasi pemikiran, keinginan, ide, pendapat atau gagasan dalam karya yang ilmiah secara utuh. Secara umum kemampuan ini bergantung pada frekuensi dan kualitas pengetahuan tentang teknologi , yang dilakukan seseorang dalam kesehariannya. (santoso, 2007 :5 :19)
Hal tersebut sangat kontradiktif dengan kenyataan yang terjadi di kelas III SD Negeri Pakong 2 Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Setiap diadakan umpan balik terhadap apa yang telah dilakukan hanya 7 siswa (40%) dari 19 siswa yang mampu menyerap pelajaran yang telah diajarkan , bahkan ada siswa yang tidak mengerti sama sekali (tidak merespon pertanyaan) yang diberikan guru.
Dan ketika diadakan evaluasi pembelajaran, siswa yang delapan orang tersebut yang memcapai standar kelulusan minimal (SKM) yang telah ditentukan yaitu 65.
Dari kenyataan tersebut peneliti meminta teman sejawat untuk ikut membantu mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh siswa kelas III SD Negeri Pakong 2 Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan tersebut. Dari beberapa demontrasi kecil yang kami lakukan akhirnya dapat diidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya :
1. Rendahnya tingkat kemampuan memahami analisa materi dalam pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru terhadap siswa
2. Rendahnya siswa dalam menyelesaikan tugas materi pelajaran yang telah disampaikan
3. Kurangnya siswa dalam merespon materi pelajaran yang disampaikan
Setelah diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi , akhirnya diketahui beberapa faktor penyebab dari permasalahan tersebut, yaitu :
1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran yang disajikan
2. Penggunaan teknik dan metode pembelajaran yang monoton dan kurang bervariasi
3. Kurangnya media yang dapat membangkitkan minat belajar siswa.
4. Kurangnya kreativitas guru dalam memilih metode yang sesuai dengan karekter siswa
5. Tidak adanya minat dalam pembelajaran matematika
6. Penyampaian tidak menyeluruh dalam satu kelas
B. Rumusan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, akhirnya dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :Bagaimanakah meningkatkan kemampuan siswa dalam Bahasa Indonesia mengenai melengkapi puisi anak berdasarkan gambar melalui penggunaan metode demontrasi pada siswa kelas III SD Negeri Pakong 2 Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan.
C. Tujuan
Kegiatan yang kita lakukan mempunyai tujuan yang jelas sebagai arah dan penentu kegiatan yang dilakukan. Begitu juga pada penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan , yaitu :
Meningkatan kemampuan siswa dalam memahami puisi anak berdasarkan gambar melalui metode demontrasi pada siswa kelas III SD Negeri Pakong 2 Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan.
D. Manfaat
Sedangkan Penelitian Tidakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sangat besar pada guru (peneliti) ,Kepala sekolah, dan pemerhati pendidikan.
1. Bagi guru, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Membantu guru dalam memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SD Negeri Pakong 2 Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan.
b. Membantu guru dalam mengembangkan profesionalismenya, baik dalam pembuatan persiapan pembelajaran, penggunaan metode dan teknik pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran.
c. Dapat menimbulkan rasa percaya diri pada guru yang bersangkutan, karena dengan PTK ini guru akan mengetahui letak kelemahan dan kelebihan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dan dijadikan bekal untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan kerampilan yang dimilikinya kearah yang lebih baik.
2. Bagi siswa, PTK ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sangat besar pada proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, sebab dengan hasil PTK ini, akan diketahui metode dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karekter siswa.
3. Bagi kepala sekolah, hasil Penelitian Tindakan Kelas ini juga diharapkan, akan dijadikan dasar dan arah supervisi dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, dalam memberikan penelitian kinerja guru, serta memperbanyak inovasi-inovasi di bidang metodologi pembelajaran di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian tentang Metode Demontrasi
Pengertian Metode Demontrasi
Metode Demontrasi menurut Hyman (Sudjana 2002:189) identik dengan metode unjuk kerja, dimana metode demonstrasi bersama dengan metode ceramah merupakan dua metode paling efektif yang digunakan oleh guru yang bekerja dengan kelompok-kelompok lain.
Metode demontrasi pada umumnya ditandai suatu pembahasan permasalahan di mana guru mengajukan pernyataan dan para siswa menyediakan sejumlah Permasalahan untuk dibahas bersama dalam penyajian materi sebelum penugasan.
Secara logis, metode demontrasi umpan balik personal (personal feedback) yakni umpan balik yang ditujukan kepada setiap siswa secara pribadi.
Adanya tuntutan umpan balik personal ini mengisyaratkan bahwa metode demontrasi kurang bijaksana dimana untuk pertemuan yang jumlah siswanya lebih dari 40 orang.
Metode demontrasi dapat diartikan sebagai suatu format interaksi belajar mengajar yang ditandai adanya suatu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, dimana penyelesaian tugas tersebut dapat dilakukan secara kelompok sesuai dengan perintahnya.
Menurut Sumantri (2005:16) metode demontrasi atau unjuk kerja diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk didemontrasikan peserta didik di sekolah secara berkelompok atau perorangan.
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa metode demontrasi adalah suatu metode belajar mengajar dengan diberikannya tugas untuk dikerjakan oleh guru.
Tujuan dari penggunaan metode demontrasi menurut Rosenshine (Eage, 1984:623) adalah untuk merangsang siswa supaya aktif belajar baik secara individual maupun kelompok. Pada tahun-tahun terakhir ini, metode demonstrasi lebih menonjol sebagai suatu komponen pengajaran di kelas pada jenjang dasar (elementary) atau sekolah dasar.
Tetapi untuk menerapkan metode demonstrasi secara efektif, guru hendaknya mempertimbangkan jumlah siswa, kemampuan siswa, dan jenis-jenis tugas yang diberikan.
Davies (Sudjana, 2004:52) mengemukakan bahwa beberapa tugas merupakan kegiatan akademis atau intelektual, sedangkan lainnya terutama berhubungan dengan keterampilan fisik. Selain itu, tugas seringkali merupakan kegiatan akademis/intelektual dan keterampilan fisik sekaligus.
Selanjutnya Davies (Sudjana, 2004:52) mengemukakan bahwa untuk dapat mengemukakan tentang apa yang sebenarnya akan diajarkan (melalui sejumlah tugas), maka seorang guru memerlukan analisis tugas yang benar. Analisis tugas dilakukan sesuai dengan tujuan menurut Davies (Sudjana, 2004:53) adalah sebagai berikut :
a. Menerangkan tugas yang harus dipelajari siswa
b. Mengisolasikan tingkah laku yang diperlukan
c. Mengidentifikasi kondisi dimana tingkah laku terjadi
d. Menetapkan suatu kriteria untuk tingkah laku atau penampilan yang dapat diterima
Gagne (Sudjana, 2004:618) memilah milah tugas berdasarkan jumlah siswa dalam kelas, sehingga didapatkan berbagai pilihan jenis tugas atau penugasan untuk masing-masing kelompok, Adapun jenis-jenis tugas yang diberikan pada jumlah siswa dalam kelas adalah sebagai berikut :
1. Pilihan jenis tugas untuk kelompok besar (jumlah siswa lebih dari 40 orang), yakni :
• Tugas oleh kelompok atau beberapa siswa
• Laporan lisan untuk oleh siswa atau berkelompok siswa
• Melihat slide, video, atau televise
• Mendengarkan radio atau rekaman, dan
• Field trips
2. Pilihan jenis penugasan untuk kelompok kecil (jumlah siswa 2 sampai 20 orang), yakni :
• Unjuk kerja antara dua orang siswa atau kelompok siswa (biasanya tidak lebih dari 20 atau 30 menit)
• Bermain peran atau dramatisasi
• Kegiatan proyek
• Tugas tentang yang benar dan salah dalam tes yang telah diberikan, dan
• Respons kelas
3. Pilihan jenis penugasan untuk pembelajaran individual, yakni :
• Ujian tentang isi pelajaran atau informasi dalam papan bulletin
• Mengkonsultasikan buku-buku rujukan dan bahan pustaka lain
• Studi terbimbing
Dari jenis-jenis tugas yang dikemukakan oleh Berliner, dapat diidentifikasi bahwa pilihan bahan penugasan seringkali berhubungan dengan metode yang lain.
Berdasarkan pendapat Davies (Sudjana, 2004:52) dapat dipilih jenis-jenis tugas berikut ini :
a. Tugas latihan. Merupakan tugas untuk melatih siswa menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pembahasan sebelumnya. Tugas latihan diberikan pada jam pelajaran atau diluar jam pelajaran, sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan waktu.
b. Tugas membaca/mempelajari buku terentu. Guru menugaskan kepada siswa, baik perorangan atau kelompok, membaca dan mempelajari beberapa halaman atau bab tertentu di sebuah buku diluar jam pelajaran.
c. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
4. Kelemahan Metode demontrasi
Kelemahan metode demontrasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikenakan orang lain
b. Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik
c. Tugas yang menoton dapat membosankan peserta didik
d. Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beban dan keluhan peserta didik
e. Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tua tertentu atau peserta didik yang rajin dan pintar
Langkah-langkah penggunaan metode demontrasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Guru menggambarkan secara singkat tentang topik atau isu yang didemontrasikan,kemudian
b. Guru meminta suatu respon atau unjuk kerja dari siswa mewakili kelompoknya tentang suatu pertanyaan/permasalahan , dan
c. Guru mengawasi dan membimbing siswa.
Keempat kegiatan yang dikemukan di atas merupakan mata rantai yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Empat kegiatan tersebut juga prosedur pemakaian metode demontrasi pada saat dilaksanakan di kelas.
Langkah-langkah umum yang dapat diikuti dalam penggunaan metode demontrasi adalah sebagai berikut :
1. Persiapan pemakaian metode demontrasi, mencakup :
a. Membuat rancangan demontrasi
b. Mendescripsikan tugas dengan para siswa
c. Membuat lembaran kerja jika perlu, dan
d. Menyediakan sumber-sumber belajar yang diperlukan untuk menyediakan tugas.
2. Pelaksanaan pemakaian metode demontrasi, mencakup :
a. Menjelaskan tujuan dan manfaat tugas yang diberikan kepada siswa
b. Memberikan penjelasan tentang tugas (terutama mengenai kesulitan yang mungkin dihadapi dan alternative pemecahannya)
c. Membantu pembentukan kelompok (jika perlu)
d. Memberikan tugas lisan atau tertulis
e. Memonitor atau mengamati pelaksanaan dan/atau peneyelesaian tugas, dan
f. Mengadakan diskusi hasil pelaksanaan tugas
3. Tindak lanjut pemakaian metode demontrasi, mencakup :
a. Melaksanakan penilaian hasil pelaksanaan demontrasi
b. Menyimpulkan penilaian proses dan hasil pelaksanaan dan
c. Mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa selama pelaksanaan demontrasi
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan materi yang mengandung beberapa ilmu pengetahuan yang dapat mengembangkan pengetahuan dibidang kebahasaan secara sistemik, mana suka, ujar, manusiawi, dan produtif. Disebut sistemik karena pengetahuan kebahasaan diatur oleh system, yaitu system teori dan system praktik. Disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar hanya saja berdasarkan penemuan dan kebiasaan yang lumrah digunakan. Pemahaman kebahasaan tersebut disesuaikan dengan kemajuan dan kondisi teknologi. Kebiasaan dan budaya disebut alat penemuan yang telah mendapat pengakuan secara luas dan dapat diterima menurut ilmu pengetahuan dan telah dapat menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat. Disebut menusiawi Karena pengetahuan menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lainnya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang sangat penting diberikan sejak dini, karena Bahasa Indonesia selain sebagai materi pembelajaran di sekolah juga dapat dimanfaatkan di luar sekolah atau setelah terjun menjadi masyarakat . Pembelajaran Bahasa Indonesia suatu pembelajaran yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkarya, dan mengungkapkan pikiran dan perasaan, serta membina persatuan dan kreatifitas bangsa. Sedangkan mata pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan di Sekolah Dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar penggunaan bahasa baku yang meliputi : teori dan praktik. (Wiranata, 2005 : 1.17)
Kemahiran guru dalam memilah-milah metode pembelajaran sangat menentukan kesuksesan pembelajaran bahasa Indonesia. Selain, itu juga ditentukan cara guru mengatur strategi pembelajaran, karena hal ini sangat berpengaruh kepada cara siswa belajar. Maka dari itulah ketelitian guru dalam memilah- milah metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa sekolah.
Persiapan sebelum mengajar sangat penting dilakukkan oleh guru, sebab apabila persiapan mengajar telah dibuat, penyampaian materi akan terarah sesuai dengan ketentuan – ketentuan dalam persiapan tersebut, baik dalam hal tujuan yang akan dicapai, penerapan metode yang akan digunakan, sampai pada alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus mampu menerapkan metode , pendekatan dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan karakter materi yang akan disampaikan. Selain itu, penguasaan kelas pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, motivasi belajar, dan hal – hal yang bersangkut paut dengan kelancaran proses pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Apabila beberapa komponen pelaksanaan pembelajaran tidak dikuasai dengan baik dan benar, dapat mengakibatkan terhambatnya pencapaian hasil belajar siswa.
Evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut merupakan komponen penting dalam pencapaian hasil belajar siswa.
0 komentar:
Posting Komentar