LANGKAH-LANGKAH MENJADI GURU IDEAL DAN INOVATIF
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh
Bahan bacaan bagi rekan-rekan guru
Guru ideal yang diinginkan oleh siswa adalah guru yang bisa menjalin hubungan baik dengan muridnya. Guru yang bisa menjalin hubungan baik dengan muridnya akan mengerti bagaimana menghadapi murid-muridnya. Guru tersebut mengetahui metode apa yang tepat untuk mengajar muridnya. Berbagai metode pengajaran telah dijelaskan oleh para ahli dan guru tinggal mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi murid.
Dalam melaksanakan tugas ini guru disamping menguasai materi yang akan diajarkan, dituntut pula memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, juga dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru (inovasi), dengan tujuan penyempurnaan kegiatan belajar mengajar, yang akan menentukan keberhasilan pendidikan.
Sesuatu yang sangat didambakan insan pendidikan khususnya guru adalah menjadi guru ideal dan inovatif yang imbasnya yang positif bagi peserta didik .
Berikut langkah-langkah menjadi guru yang ideal dan inovatif :
1. Menguasai materi pelajaran secara mendalam.
Seorang guru dituntut memiliki kemampuan menguasai pelajaran yang diampu secara mendalam. Hal ini bertujuan untuk : Membangun kepercayaan diri seorang guru. Agar siswa mendapatkan ilmu sesuai tujuan lembaga dan individu. Dan agar siswa memiliki daya kompetitif yang tinggi.
2. Komunikatif
Unsur komunikasi sangat penting dilakukan guru sebagai bentuk pendekatan psikologis kepada peserta didik. Aspek acceptability menjadikan kelancaran kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga mendorong terciptanya suasana yang nyaman dan kondusif dalam proses pembelajaran.
3. Wawasan luas
Dalam mensikapi perkembangan dewasa ini yang serba cepat dan pesat, guru sudah semestinya selalu mengikuti informasi yang mendunia dan up to date. Sehinga hal yang disampaikan menjadi menarik dan penasaran serta tidak membosankan. Dengan demikian guru dapat memberikan jawaban yang memuaskan baik hubungannya dengan akademis maupun non akademis.
4. Dialogis
Guru dapat mengembangkan interaksi 3 berbagai arah dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan dewasa ini, pembelajaran berpusat pada anak (student Centered) bukan lagi berpusat pada guru (teacher Centered). Dengan demikian mampu melatih anak menjadi kritis, analitis, responsif dan progresif.
5. Menggabungkan teori dan praktik
Kemampuan ini diperlukan guru untuk lebih mengkongkritkan materi dari yang semula bersifat verbal. Anak menjadi terlatih menerapkan ilmu yang sedang dipelajarinya. Di samping itu juga siswa dapat mengembangkan materi di luar pembelajaran (penelitian) dan ebih melekatkan pemahaman materi secara mendalam.
6. Bertahap
Guru mampu menyampaikan materi secara hirarki dari yang mudah ke sulit dan dari yang sederhana ke yang kompleks. Guru perlu menyampaikan materi secara kronologis dan unity (terpadu), tidak meloncat-loncat dan terpencar-pencar.
7. Berbagai variasi pendekatan
Guru perlu menggunakan berbagai variasi pendekatan. Hal ini berperan penting untuk menciptakan suasana belajar yang menarik , sehingga tidak membosankan. Di sisi lain dengan pendekatan yang berbeda-beda dapat memberikan tantangan baru bagi siswa. Di samping itu dapat memompa motivasi siswa dan mengembangkan inisiasi yang lebih baik.
8. Tidak memalingkan Materi Pelajaran
Satu hal yang perlu diingat bahwa guru tidak memalingkan materi pelajaran. Pembelajaran dilakukan fokus pada materi ajar yang sedang di bahas. penjelasan-penjelasan yang disampaikan mengalir kepada tujuan pembelajaran. (Tidak melebar ke mana-mana). Jika keluar dari materi, harus yang berkaitan dengan hal yang sedang dibahas. Guru tidak perlu menceritakan pengalaman pribadinya yang tidak ada kaitannya dengan materi.
9. Tidak terlalu menekan dan memaksa
Dalam dunia pendidikan dewasa ini, guru hendaknya menyelami kondisi siswa secara psikologis untuk memberikan kegiatan sesuai dengan kompetensinya agar enjoyable (nyaman). Idealisme guru harus ditunjang dengan kearifan, kebijaksanaan, dan kecerdasan dalam membangkitkan semangat belajar anak. Guru tidak sekedar memaksa siswa didik untuk mengerjakan tugas yang sedemikian sulit, mengikuti semua apa yang diarahkan. Guru perlu memberikan gambaran apa yang diberikan kepada siswa. Siswa diminta merenungkan, tidak ditekan harus begini, harus begitu dan sebagainya. Guru harus mampu mengatur ritme untuk mempertahankan energi dan stamina.
10. Santai tapi Serius
Sekedar pengalaman di lapangan, banyak kita jumpai guru yang dalam proses pembelajaran bersikap santai. Sebaliknya banyak pula guru yang justru bersikap serius selama 90 menit dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu memberikan humor dan joke yang mendidik dan menggugah semangat, memberikan motivasi dan inspirasi. Mengajar dengan santai, di sela-sela penyampaian materi yang intensif menyelipkan humor segar agar tidak terkuras energinya.
Demikian, semoga bisa menjadi bahan perenungan bagi guru untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya di semua jenjang pendidikan.
Salam Pendidikan
0 komentar:
Posting Komentar