Belajar Blog, Ilmu dan Pengalaman

Kamis, 13 Desember 2018

Model pendekatan dalam pembelajaran holistik

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: (1) pendidikan sebagai praktik dan (2) pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak lain agar memperoleh perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas.
Seorang peserta didik akan tumbuh dengan baik manakalah ia memperoleh pendidikan yang paripurna (komprehensif), agar ia kelak menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama. Anak yang demikian ini adalah anak yang sehat dalam arti luas, yaitu sehat fisik, mental emosional, mental intelektual, dan mental sosial. Pendidikan itu sendiri sudah harus dilakukan sejak sedini mungkin di rumah maupun di luar rumah, baik secara formal maupun non formal. Dengan demikian dalam penulisan makalah ini kami akan membahas metode pendidikan melalui pendekatan Holistik yang mana metode ini menitik beratkan pada penguasaan teori dan praktik untuk menumbuhkan perkembangan peserta didik dalam memahami pelajaran Agama Islam.
B.Rumusan Masalah
1.Model pendekatan apa saja yang ada dalam pembelajaran holistik?
2.Apa saja ciri-ciri pembelajaran holistik?
3.Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran holistik?
C.Tujuan
1.Untuk mengetahui model pendekatan pembelajaran holistik
2.Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran holistik
3.Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran holistik
Baca Juga larangan mencela dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pembelajaran Holistik
Istilah holistik mengandung makna menyeluruh atau utuh. Pendekatan holistik memandang manusia secara utuh, dalam arti manusia dengan unsur kognitif, afektif dan perilakunya (Piskomotorik). Manusia juga tidak bisa berdiri sendiri, namun terkait erat dengan lingkungannya. Manusia tidak bisa terlepas dari manusia lain, demikian pula dengan lingkungan fisik atau alam sekitarnya. Manusia juga tergantung kepada Tuhan yang Maha Kuasa selaku pencipta dan penentu hidupnya
pembelajaran holistik (holistic learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Dalam pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa akan belajar lebih efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh dan jiwa) dilibatkan dalam pengalaman siswa.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein). Dadang Hawari (2001)
B.Ciri-ciri Pembelajaran Holistic
Paradigma holistik menekankan proses pendidikan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.Tujuan pendidikan holistik mengintrodusir terbentuknya manusia seutuhnya dan masyarakat seutuhnya.
2.Materi pendidikan holistik mengandung kesatuan pendidikan jasmani-rohani, mengasah kecerdasan intelektual-spiritual (emosional)- ketrampilan, kesatuan materi pendidikan teoritis-praktis, kesatuan materi pendidikan pribadi-sosial-ketuhanan
3.Proses pendidikan holistik mengutamakan kesatuan kepentingan anak didik-masyarakat.
4.Evaluasi pendidikan holistik mementingkan tercapainya perkembangan anak didik dalam bidang penguasaan ilmu-sikap-tingkahlaku-ketrampilan.
C.Metode dan Teknik Pembelajaran Holistic
Metode yang digunakan dalam pembelajaran holistic ada 2 metode yaitu:
a.Belajar melalui keseluruhan bagian otak.
Bahan palajaran dipelajari dengan melibatkan sebanyak mungkin indera; juga melibatkan berbagai tingkatan keterlibatan, yaitu: indera, emosional, dan intelektual. Sehingga aspek kognitif , afektif,dan psikomotor dapat berkembang secra baik dan berkembang sesuai dengan tingkatan pada fase pertmbuhan manusia.
b.Belajar melalui kecerdasan majemuk (multiple intelligences)
Siswa mempelajari materi pelajaran dengan menggunakan jenis kecerdasan yang paling menonjol dalam dirnya. Kecerdasan yang digunakan sesudengan karakteristik pembelajaran masing masing. Apakah itu bertipe audio, visual atau pin audio visual serta tipe belajar yang lain.
D.Taknik Pembelajaran Holistik
Ada beberapa teknik pembelajaran holistic yaitu antara lain:
a)Mengajukan pertanyaan
b)Memvisualkan informasi
c)Merasakan informasi
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Sehingga dalam mengembangan pembelajaran holistic harus memperhatikan beberapa hal agar supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Hal yang perlu di pertimbangkan yaitu:
1.Menggunakan pendekatan pembelajaran transformative
2.Prosedur pembelajaran yang fleksibel
3.Pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu
4.Pembelajaran yang bermakna
5.Pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada
E.Aplikasi Pendekatan Holistik dalam Pendidikan Anak
Pendekatan Holistik dikemas bukan dalam bentuk yang kaku melainkan melalui hubungan langsung antara anak didik dengan lingkungannya. Pendekatan Holistik tidak melihat manusia dari aktivitasnya yang terpisah pada bagian-bagian tertentu, namun merupakan mahluk yang bersifat utuh dan tingkah lakunya tidak dapat dijelaskan berdasarkan aktivitas bagian-bagiannya. Tidak hanya melalui potensi intelektualnya saja, namun juga dari potensi spiritual dan emosionalnya
Proses pelaksanaan pendekatan Holistik dalam pendidikan akan mengajak anak berbagi pengalaman kehidupan nyata, mengalami peristiwa-peristiwa langsung yang diperoleh dari pengetahuan kehidupan. Dengan demikian pendidik diharapkan dapat menyalakan/menghidupkan kecintaan anak akan pembelajaran. Pendidik juga mendorong anak untuk melakukan refleksi, diskusi daripada mengingat secara pasif tentang fakta-fakta. Hal ini jauh lebih bermanfaat dibanding keterampilan pernecahan masalah yang bersifat abstrak.
Komunitas pembelajaran yang diciptakan pada proses pendidikan Holistik harus dapat merangsang pertumbuhan kreativitas pribadi, dan keingintahuan dengan cara berhubungan dengan dunia. Dengan demikian anak didik dapat menjadi pribadi-pribadi yang penuh rasa ingin tahu yang dapat belajar apapun yang mereka butuh ketahui dalam setiap konteks baru,
Model pendidikan holistik ini melahirkan Kurikulum Holistik yang memiliki ciri-ciri:
a)Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek pembelajaran
b)Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya dengan segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan dengan dirinya yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami eksistensi, otoritas, tapi sekaligus bergantung sepenuhnya kepada pencipta Nya).
c)Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier tapi juga intuitif.
d)Pembelajaran berkewajiban menumbuh kembangkan potensi kecerdasan ganda (multiple intelligences).
e)Menyadarkan anak akan keterkaitannya dengan komunitas sekitarnya
f)Mengajak anak menyadari hubungannya dengan bumi dan ciptaan Allah selain manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis.
g)Kurikulumnya memperhatikan hubungan antara berbagai pokok bahasan dalam tingkatan transdisipliner, sehingga hal itu akan lebih memberi makna kepada siswa.
h)Menghantarkan anak untuk menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, antara kuantitatif dengan kualitatif
i)Pembelajaran yang tumbuh, menemukan, dan memperluas cakrawala
j)Pembelajaran yang merupakan sebuah proses kreatif dan artistic

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pembelajaran holistik (holistic learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan. Pembelajaran yang terbangun meliputi kognitif, afektif dan psikomotor yang kesemua komponen tersebut merupakan keutuhan dari manusia. Sehingg prinsip yang sesuai dengan pendekatan holistic ini adalah pembelajaran Humanistik yang lebih tepatnya memanusiakan manusia.
Pendekatan holistic sendiri memiliki berbagai metode dan teknik dalam penerapanya . metode tersebut adalah Belajar melalui keseluruhan bagian otak dan Belajar melalui kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Sedangkan teknik yang digunaan dalam pendekat holistic adalah Mengajukan pertanyaan, Memvisualkan informasi dan Merasakan informasi. Sehingga Pendekatan Holistik tidak melihat manusia dari aktivitasnya yang terpisah pada bagian-bagian tertentu, namun merupakan mahluk yang bersifat utuh dan tingkah lakunya tidak dapat dijelaskan berdasarkan aktivitas bagian-bagiannya. Tidak hanya melalui potensi intelektualnya saja, namun juga dari potensi spiritual dan emosionalnya.
B.Saran
Seorang peserta didik akan tumbuh dengan baik manakalah ia memperoleh pendidikan yang paripurna (komprehensif), agar ia kelak menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama

DAFTAR RUJUKAN
Dadang Hawari, Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan Remaja: PT. Logos Wacana Ilmu: 2006.
Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan: PT. Remaja Rosdakarya: 1991
Hannan Athiyah Ath-Thuri, Mendidik Anak Perempuan Di Masa Kanak-kanak: Amzah: 2007.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Label