Belajar Blog, Ilmu dan Pengalaman

Selasa, 20 November 2018

PERAN PERPUSTAKAAN (KUCICA) SEBAGAI SARANA SUMBER BELAJAR “KHAIFA HALUK”

Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam penyelenggaraan semua jenjang pendidikan mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Pada zaman dahulu perpustakaan lahir sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat sebelum lahirnya lembaga pendidikan formal. Pada masa kejayaan Islam, perpustakaan benar-benar tampil sebagai pusat kajian ilmu dengan segala disiplin ilmu di dalamnya. Yakni pada masa kekhalifahan Abbasyiyah dan kemaharajaan Seljuk.

Ahmad Syalabi mengatakan, bahwa tersebarnya Islam dengan cepat ke seluruh penjuru dunia, tidak lepas dari peran ilmu pengetahuan yang pada saat itu berpusat di perpustakaan. Dengan demikian, muncullah perpustakaan-perpustakaan yang diakui dunia sebagai perpustakaan terbesar yang pernah ada saat itu, seperti bait al-hikmah, bait al-ilm, dar al-hikmah, dar al-ilm dan lain sebagainya.

Sementara itu, pengertian perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap penggunanya. Dalam pengertian yang mutakhir, disebutkan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Adapun pengertian perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya pada semua elemen sekolah dalam melayani civitas academica sekolah yang bersangkutan.
Baca Juga
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN IMPLIKASINYA
Lebih lanjut perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dan sebagai perangkat mutlak (complement) dari sekolah dengan tujuan menyediakan koleksi pustaka untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Dalam artian lain perpustakaan disebut sebagai jantungnya pelaksanaan pendidikan pada sebuah lembaga.

Pengertian perpustakaan tersebut, sekaligus memberikan ciri-ciri terhadap perpustakaan itu sendiri, antara lain adalah: 1. Merupakan suatu unit kerja. 2. Mengelola sejumlah bahan pustaka. 3. Digunakan oleh pemakai. 4. Sebagai sumber informasi. Sementara fungsi perpustakaan adalah: a. Sebagai pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. b. Sebagai pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. c. Sebagai pusat buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang. Dalam makna yang lebih luas peran atau fungsi perpustakaan adalah; (1). Sebagai edukatif, karena menyediakan buku-buku dan sarana belajar yang disesuaikan dengan tingkat kurikulum lembaga tersebut. Dengan demikian secara tidak langsung akan menjadi sarana pendukung suksesnya tujuan pendidikan yang dicanangkan oleh lembaga pendidikan tersebut. (2). Sebagai informatif, karena menyiapkan sumber informasi yang semuanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan dalam menelusuri informasi yang dibutuhkan. (3). Sebagai tanggung jawab administratif, melalui proses pelayanan, dan interaksi (4). Sebagai riset, dalam sarana pemenuhan kebutuhan sumber pengajaran, serta sebagai tempat penelitian ilmiah. (5). Sebagai rekreatif, bukan secara fisik melainkan mengarah pada psikologisnya. Dengan peran dan fungsinya yang demikian itu, maka perpustakaan telah memainkan peran sebagai lembaga pendidkan dalam kegiatan penelitian, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan belajar mengajar.

Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut; (a. dapat menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap kegiatan membaca dan memperdalam pengetahuan. (b. dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri. (c. dapat mempercepat penguasaan teknik membaca. (d. dapat melatih peserta belajar pada arah tanggung jawab ilmiah. (e. dapat membantu peserta didik dalam kelancaran tugas-tugas belajarnya. (f. dapat membantu guru dalam menemukan sumber-sumber pengajaran. (g. dapat membantu seluruh elemen pendidikan dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sementara itu, pengelolaan perpustakaan pada prinsipnya mengacu pada beberapa hal antara lain: 1. Pengadaan Bahan pustaka, 2. klasifikasi, 3. katalogisasi, 4. pengaturan dan pemeliharaan bahan pustaka, 5. pelayanan pengguna perpustakaan, 6. pustakawan. Dengan demikain, Membangun motivasi sangat penting bagi pelayanan perpustakaan. Sebagai pustakawan atau orang yang bekerja di perpustakaan, sudah waktunya para pustakawan menciptakan apa yang disebut ”a rewarding professional experience” untuk diri pustakawan.

Pustakawan perlu melihat pekerjaan sendiri dan bagaimana pustakawan melihat posisinya dalam lembaga induknya. Dan bagaimana peran pustakawan sendiri dilihat orang lain dalam lembaga induknya dan bagaimana pustakawan meningkatkan posisinya di dalam lembaga induknya. Kesemua itu merupakan dasar dari pemasaran. Pustakawan harus berani ”menjual sosok diri kepustakawanan”, ketrampilan dan sumberdaya perpustakaan. Pustakawan yang berjiwa pemasaran juga selalu proaktif dan memiliki inisiatif serta selalu terlibat dalam berbagai ketrampilan non-perpustakaan. Pustakawan juga harus selalu ”in the know” dan selalu berusaha menjadi pusat informasi dan komunikasi. Pustakawan harus selalu memposisikan diri untuk menyampaikan informasi dan mampu hadir dalam berbagai kegiatan di luar kepustakawanan untuk bercerita tentang perpustakaan dan pustakawan

Kegiatan-kegiatan kecil seringkali bisa menjadi awal dari suatu capaian yang besar. ”Nothing is really work unless you would rather be doing something else (James M. Barrie).
(Buku adalah pembawa peradaban. Tanpa buku, sejarah itu sunyi, sastra itu bodoh, sains lumpuh, pemikiran dan spekulasi terhenti. Buku adalah mesin perubahan, jendela di dunia, mercusuar yang didirikan di lautan waktu) Barbara W. Tuchman
Sumber bacaan:
Mohammad Thoha, Horizon Pendidikan Islam, Pena Salsabila: Surabaya, 2013
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Refika Aditama: Bandung, 2015
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, Prenadamedia Group: Jakarta, 2011.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Label